" Snickers dah habis stok , cekelat 20 sen adalah . Nak ? " Kata Pak Toncet sambil menghulurkan cekelat dalam plastik bersalut emas tipu tipu .
" Alaa , tak kan habis kot , wa tak main la cekelat salut emas tipu . Tak sedap . Kat mana lagi boleh dapat Snickers ? wa tengah sangap ni " Keluh Sid dalam ketidakpuashatian . Dia mahu juga snickers , bukannya cekelat murahan. Seorang chocoholic mestilah punya kualiti.
" Kalau ada pun kat gerai Man Kidal , dua kilometer dari sini . Eh Sid , kau tak puasa ke ? " Pak Toncet luahkan juga apa yang terbuku di hatinya selama ini .
" Tak " balas Sid ringkas lalu menghidupkan enjin motornya dan blah dari situ . Tak sabar dia nak melantak sebiji lagi snickers . Siapa je yang tak kenal Sidek Jamlus , penagih cekelat yang tegar .
" Pundek punya budak . Ayah siak kampung , emak cikgu tapi anak macam hantu . Dunia dah gila sekarang ni Wahab , kena pandai jaga diri . Silap langkah nanti padah " Kata Pak Toncet kepada Wahab sambil menepuk nepuk dahinya . Sekali lagi Wahab hanya mampu mengangguk , tu saja yang mampu dia lakukan .
Kau tu pun dah gila semacam aku tengok . Dari dulu lagi kau cakap dengan hamster macam aku . Kau dah retarded , Pak Toncet . Ya , Wahab adalah seekor hamster dan dialah yang menjadi peneman hidup Pak Toncet yang mental tiap hari . Percaya atau tidak , itulah realiti kehidupan . Terima dengan rela .
Kejadahnya aku travel sampai dua kilometer nak cari snickers . Takpa , nasib baik cekelat sedap . Getus hati Sid , si chocoholic . Dalam perjalanan ke gerai Man Kidal , dia sempat pekena sebatang dua rokok . Masyarakat seputar pandang ketat kat Sid . Yelah , dia merokok di khalyak ramai di bulan Ramadan . Sid sedikit pun tak ambil pusing , dia remaja yang selamba . Sebenarnya dia bukanlah seorang perokok , dia tak suka pun sebenarnya hisap rokok . Tapi dia mula terjebak dalam bidang perokokkan ini semenjak diperkenalkan oleh Bakar , anak pak imam dan juga rakan baiknya sejak dulu dulu . Ya , itulah pengaruh rakan sebaya . Bahaya bukan ?
Sidek Jamlus mengambil keputusan untuk mengambil shortcut ke gerai Man Kidal , dua kilometer jauh sangat , banyak pakai minyak . Sid memacu motornya ke dusun Wan Tebu , jalan pintas yang strategik . Sid mengeluarkan sekotak dunhill , dia tekad ingin menghisap sebatang lagi . Tiba tiba dia ternampak seekor kucing hitam melambai kearahnya . Tu bukan ke Sa... rokok dalam pegangannya terlepas , motor yang dipandunya hilang kawalan dan melanggar pokok durian milik Wan Tebu . Sid bernasib baik tika itu kerana tidak memakai helmet , kalau tidak dah lama dia selamat .
Sid keterbabasan . Dia terlentang di jalan dusun itu . Dia bernasib baik juga pada masa tu kerana tidak ada sesiapa di situ , kalau tak mesti ada yang akan menolongnya . Dari jauh kelihatan Sake berjalan terkedek kedek ke arahnya , pandangan Sid samar samar . Kepalanya berpinar akibat keterbabasan tadi . Sake kini dihadapan Sid yang hanya terbaring dan tidak berdaya untuk bangun , Sid kelemahan .
" Weyh celaka ! sakit tau tak . Kau memang sial lah Sake " hamun Sid kepada Sake .
" Tenang Sid , tenang . Aku dah bagi warning dulu , kau tak dengar. Sekarang terima akibatnya " Sake tersenyum sambil mengusap kepala Sid .
" Ishh , lantak ah . Sake , kau ada cekelat ? " ujar Sid dalam sayu , dia semakin melarat .
" Mana ada , kucing tak makan cekelat Sid . Jangan jadi bodoh sangat , bodoh sikit boleh " kata Sake yang masih lagi mengusap kepala Sid .
" Musibat punya hewan . Kenapalah kau yang aku jumpa sebelum mati , bagilah aku jumpa John Lennon ke Sid Vicious ke , bukannya kucing hitam yang bongok macam kau " Sid emo di saat akhir akhir hayatnya . Dia tahu dia akan pergi tak lama lagi .
" Kan aku dah kata , aku kucing utusan . Mereka yang kau nak jumpa tu dah lama mati , kau boleh jumpa John Lennon kat sana kejap lagi " kata Sake sambil menundingkan jarinya ke langit .
" Erghh , siapa yang utus kau ? " kata Sid sambil mengerang kesakitan . Dia tak tahan dah .
" Aku tak tahu . Entahlah , aku lupa Sid " Sake menggaru kepalanya yang tak gatal .
" Kau ni memang pembawa malanglah Sake . Weyh , aku nak mintak tolong sikit ni "
" Tolong apa , katalah . Mungkin boleh aku bantu " Sid masih kekal dengan senyumannya .
" To to tolong ajarkan aku mengucap " Kata Sid tergagap gagap dalam cungap . Nyawanya seakan ditarik pelahan lahan .
" Hari ni kebodohan kau terserlah Sid , pagi tadi bukan main poyo lagi kau dengan aku . Aku kan kucing , mana reti mengucap " Sake mengusap kepala Sid yang sedang nazak .
" Adu du du hai " satu satunya ayat yang timbul dari permukaan mulut Sidek Jamlus yang chocoholic sebelum menghembuskan nafas yang terakhir . Malang kan nasib beliau ?
Sake tersenyum kelat . Dia menyeluk poket arwah Sid dan mengambil telefonnya . Sake dail 911 , nombor embulen kot . Sake kucing yang hebat it sebenarnya .
" Ya incik , apa boleh kasi saya bantu ? " seorang operator India menjawab.
" Sila datang ke dusun Wan Tebu , di sini ada orang telah termeninggal " Sake masih belum fasih berbahasa melayu .
" Orait , sebelum tu boleh kasi tahu nama incik ? " tanya operator itu .
" Saya Shimasake , panggil Sake . Saya kucing utusan " Kata Sake tenang dan selamba .
" Ohh , siapa yang utus incik ? " operator tamil itu konfius dan pelik .
" Entahlah , saya lupa . Yang penting sekarang ni sila ke dusun Wan Tebu , sekarang juga "
Sake mengarahnya dan mematikan panggilan . Dia pergi semula ke arah Sid yang telah terbujur kaku .
" Kau degil Sid , cubalah kau dengar cakap aku awal awal lagi , pasti tak akan jadi begini . Ramadan dekat sini pasti tak sama dengan yang disana . Bai de wei , sampaikan salam sejahtera aku dekat John Lennon nanti " Sake mengusap kepala Sid buat kali terakhir . Dia berlalu pergi dari situ meninggalkan arwah dengan berat hati , lagipun ada misi lagi yang perlu diselesaikan . Dari jauh kedengaran bunyi embulen menderu ke tempat kejadian . Shimasake atau lebih mesra dengan panggilan Sake perlahan lahan hilang bayangnya ditiup angin yang sepoi sepoi . Sake memang kucing hitam yang misterius-lah-sangat .
Hari itu 29 Ramadan . Sidek Jamlus yang mempunyai choco addiction mungkin telah ketemu John Lennon atau Sid Vicious di sana . Ramadan kali ini ternyata Ramadan terakhir buatnya . Ramadan yang kandas .
*****
Sekian .
cerpen tak fancy @ Catatan Jalanan .
Selamat Hari Raya semua .
No comments:
Post a Comment