Dia ,
seorang yang melihat selama belasan tahun ,
kudrat dalam dirinya mula terbina ,
walau tidak diguna sepenuhnya ,
tetapi dia tetap ingin melihat segalanya ,
Dia ,
seorang yang selalu mengulangi kesalahan yang sama ,
namun akar tekadnya tidak pernah goyah dalam fikirnya ,
terus berharap membetulkan kesalahannya ,
dan terus gengam erat citanya ,
untuk mencipta dunia barunya ,
Dia ,
seorang yang selalu memikirkan masa lampaunya ,
yang difikirkan itulah punca kesusahannya pada masa pencariannya,
namun dia takut untuk percayakan kemampuannya ,
untuk terus mengembleng prakarsa membetulkan segala ,
termasuk bahawa dirinya itu berada di landasan kehidupan
yang dihadapkan sebagai seorang yang hebat masa hadapan ,
Duhai dirinya ,
demi kehidupanmu bangkitlah bersama usahamu mencorak
kehidupanmu kembali ,
berhenti mengomel pada cermin ,
kau hanya terus menyalahkan dirimu ,
sia sia .
Sedarlah cabaran cabaran ini ialah khasiat bagi kejayaan mu ,
maka hadapilah ia dengan berani dan tabah ,
maka pelajarilah dari cerun cerun gelombang yang hampir menyesatkanmu ,
maka pasti kau akan lihat ,
cebisan daripadan falsafah kehidupan ,
sedarlah setiap inci ruang terdapat berkelopakan rahmat Tuhan ,
yang dapat membawakan kekuatan bagimu ,
yang datang daripada kesedaran kecintaan antara kepasrahan
hamba dan belas kasihNya ,
Duhai dirinya ,
sedarlah dirimu diuntungkan oleh Allah ,
yang terus menerus menghadiah rahmatNya ,
Tetapi ada disimpan Ar RahimNya ,
Kerana kau masih diizinNya ,
Bagi mencari segala yang kelak kau akan persembahkan
kepadaNya ,
Maka beringat ingatlah dirimu akan tujuan diberi kehidupan ini ,
Sebagai khalifah jua hamba ,
Duhai dirinya ,
Pada hakikat dunia ini lebih banyak menuntut tenagamu ,
berbanding menyediakan kegembiraan bagi santapan nafsumu ,
yang menyebabkan kesusahan lebih nyata berbanding kesenangan ,
tetapi ketahuanlah kamu ,
dalam setiap kesusahan itu pasti terdapat kesenangan seperti yang
dijanji Tuhan ,
Oleh itu ,
untuk keseluruhan hidupmu yang masih berbaki .
usahalah dan terus berdoa memohon RahmatNya ,
memohon tujuan dan arah dalam kederasan arus wadah
kehidupan ini ,
Bak pelayar di sarang kederasan ombak samudera yang
membelah kesepian runtunnya jiwa ,
*****
Puisi pertama Catatan Jalanan oleh Khalil Gimbran .
sekian . salam Ramadan kesepuluh .
No comments:
Post a Comment