Friday, 19 July 2013

Puisi dari Lutfi : Si Dia Muda






Dia , 
seorang yang melihat selama belasan tahun ,
kudrat dalam dirinya mula terbina ,
walau tidak diguna sepenuhnya , 
tetapi dia tetap ingin melihat segalanya ,

Dia , 

seorang yang selalu mengulangi kesalahan yang sama ,
namun akar tekadnya tidak pernah goyah dalam fikirnya ,
terus berharap membetulkan kesalahannya ,
dan terus gengam erat citanya ,
untuk mencipta dunia barunya ,

Dia ,

seorang yang selalu memikirkan masa lampaunya ,
yang difikirkan itulah punca kesusahannya pada masa pencariannya,
namun dia takut untuk percayakan kemampuannya ,
untuk terus mengembleng prakarsa membetulkan segala ,
termasuk bahawa dirinya itu berada di landasan kehidupan 
yang dihadapkan sebagai seorang yang hebat masa hadapan  ,

Duhai dirinya ,

demi kehidupanmu bangkitlah bersama  usahamu mencorak 
 kehidupanmu kembali , 
berhenti mengomel pada cermin ,
kau hanya terus menyalahkan dirimu ,
sia sia .

Sedarlah cabaran cabaran ini ialah khasiat bagi kejayaan mu ,

maka hadapilah ia dengan berani dan tabah ,
maka pelajarilah dari cerun cerun gelombang yang hampir menyesatkanmu ,
maka pasti kau akan lihat ,
cebisan daripadan falsafah kehidupan ,
sedarlah setiap inci ruang terdapat berkelopakan rahmat Tuhan ,
yang dapat membawakan kekuatan bagimu ,
yang datang daripada kesedaran kecintaan antara kepasrahan 
hamba dan belas kasihNya ,

Duhai dirinya ,

sedarlah dirimu diuntungkan oleh Allah ,
yang terus menerus menghadiah rahmatNya ,
Tetapi ada disimpan Ar RahimNya ,
Kerana kau masih diizinNya ,
Bagi mencari segala yang kelak kau akan persembahkan 
kepadaNya ,
Maka beringat ingatlah dirimu akan tujuan diberi kehidupan ini ,
Sebagai khalifah jua hamba ,

Duhai dirinya ,

Pada hakikat dunia ini lebih banyak menuntut tenagamu ,
berbanding menyediakan kegembiraan bagi santapan nafsumu ,
yang menyebabkan kesusahan lebih nyata berbanding kesenangan ,
tetapi ketahuanlah kamu , 
dalam setiap kesusahan itu pasti terdapat kesenangan seperti yang 
dijanji Tuhan ,

Oleh itu ,

 untuk keseluruhan hidupmu yang masih berbaki .
usahalah dan terus berdoa memohon RahmatNya ,
memohon tujuan dan arah dalam kederasan arus wadah
kehidupan ini ,

Bak pelayar di sarang kederasan ombak samudera yang

membelah kesepian runtunnya jiwa ,



*****

Puisi pertama Catatan Jalanan oleh Khalil Gimbran .

sekian . salam Ramadan kesepuluh .



No comments: